Assalamu'alaikum Wr. Wb.Kali ini
saya ingin men-share salah satu kebudayaan khas kota saya tercinta TUBAN.
Selain terkenal dengan sebutan Tuban Bumi Wali, Tuban juga terkenal dengan kota
Toak. Siapa yang tidak kenal Toak? Silahkan mampir sendiri ke Tuban. Selain itu
Tuban juga terkenal dengan Kota Seribu Goa. Wihh banyak bener ya julukannya
:vOke, lanjut ke inti. Tuban memiliki salah satu seni musik tradisional yang
unik dan keren tentunya. Namanya adalah TONGKLEK. Seperti apa sih uniknya,
monggo disimak.......
Tongklek, Tradisi Wali Menjelang Sahur
Tongklek, Tradisi Wali Menjelang Sahur
Keberadaan alarm, pengeras suara,
dan penanda waktu lainnya membuat kesenian Tongklek kian tersisihkan. Dulu,
seni musik Tongklek sangat membantu masyarakat bangun untuk makan sahur saat
bulan puasa.
Karena jika musik Tongklek dimainkan, pertanda waktu sahur telah tiba. Untuk melestarikan seni musik Tongklek, sekira 100 kelompok ikut andil dalam Festival Musik Tongklek (FMT) Tuban yang digelar akhir pekan lalu. FMT Tuban yang digelar pelajar NU itu membuat malam yang biasanya tenang, menjadi meriah. "Kita mencoba melestarikan budaya yang semakin terkikis," terang Imam Masduki, salah satu panitia FMT.
Karena jika musik Tongklek dimainkan, pertanda waktu sahur telah tiba. Untuk melestarikan seni musik Tongklek, sekira 100 kelompok ikut andil dalam Festival Musik Tongklek (FMT) Tuban yang digelar akhir pekan lalu. FMT Tuban yang digelar pelajar NU itu membuat malam yang biasanya tenang, menjadi meriah. "Kita mencoba melestarikan budaya yang semakin terkikis," terang Imam Masduki, salah satu panitia FMT.
Musik Tongklek selama ini lebih
dikenal sebagai musik patrol atau ronda. Karena, musik yang dimainkan dengan
alat tradisional seadanya itu biasanya untuk ronda keliling kampung. Dan saat
bulan puasa, musik Tongklek dimainkan untuk membangunkan warga saat makan
sahur. Meski menggunakan alat musik seadanya, alunan musik Tongklek punya
kekhasan tersendiri dan enak di telinga. Saat dimainkan, menghadirkan suasana
religi bagi warga yang melakukan puasa.
Menurut dia, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menghidupkan kembali budaya masyarakat Tuban yang mulai terkikis. Sehingga, generasi muda banyak yang tidak mengetahui tradisi musik Tongklek tersebut. "Ini budaya khas kita yang perlu dipertahankan. Jangan sampai dicuri pihak lain karena kita tidak bisa merawatnya," katanya.
FMT yang digelar
tengah malam hingga menjelang sahur itu, merupakan rangkaian dari kegiatan Gema
Ramadhan yang digelar oleh Ikatan Pelajar Nahdalatul Ulama (IPNU) dan Ikatan
Pelajar Purti Nahdalatul Ulama(IPPNU) Cabang Tuban. Selain FMT juga digelar
Festival Rebana se-Karisidenan Bojonegoro.
Dalam festival itu, ada beberapa syarat bagi peserta di antaranya alat musik tidak boleh alat musik moderen. Peserta juga harus melantunkan sya'ir-sya'ri Islam yang lagi popular saat ini. Syarat itu sebagai kekhasan musik Tongklek yang dimainkan peserta. "Sebagai semangat, kita juga undang seniman dari luar Kabupaten Tuban," terangnya.
Sementara itu, saat festival berlangsung ribuan masyarakat Tuban tumplek di sepanjang jalan yang dilalui peserta. Di antaranya Jalan Diponegoro, Basuki Rahmat, Pemuda, dan Panglima Sudirman. Bahkan hingga pukul 02.30 WIB sebagian masyarakat masih terlihat asyik menyaksikan festival sembari menunggu waktu sahur. "Sekalian nunggu makan sahur Mas," kata Hartono warga Jalan Basuki Rahmat yang membawa serta keluarganya menyaksikan FMT.
Tradisi Tongklek sendiri, sebenarnya bukan tradisi baru. Karena semasa Wali Songo, musik Tongklek sudah banyak dimainkan. Menurut H Noor Faiko Sumjarno Sekretaris Tanfidz PC NU Tuban, musik Tongklek sebenarnya musik para waliyullah. Zaman dulu musik tersebut untuk pendekatan pada masyarakat yang gemar dengan musik, sebelum dikenalkan tentang ajaran Islam. "Jadi tak hanya musik patrol saja," terangnya.
Dia sangat bersyukur dengan digelarnya FMT. Karena, festival itu mampu menghidupkan tradisi yang sudah banyak asing di telinga pelajar dan generasi muda saat ini. Mereka lebih kenal dengan musik modern dan tradisinya sendiri dilupakan. "Musik patrol atau tongklek sebenarnya ciptaan para waliyullah yang digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam," terangnya. Baca juga Kumpulan Video Tongklek Tuban
Sumber
Dalam festival itu, ada beberapa syarat bagi peserta di antaranya alat musik tidak boleh alat musik moderen. Peserta juga harus melantunkan sya'ir-sya'ri Islam yang lagi popular saat ini. Syarat itu sebagai kekhasan musik Tongklek yang dimainkan peserta. "Sebagai semangat, kita juga undang seniman dari luar Kabupaten Tuban," terangnya.
Sementara itu, saat festival berlangsung ribuan masyarakat Tuban tumplek di sepanjang jalan yang dilalui peserta. Di antaranya Jalan Diponegoro, Basuki Rahmat, Pemuda, dan Panglima Sudirman. Bahkan hingga pukul 02.30 WIB sebagian masyarakat masih terlihat asyik menyaksikan festival sembari menunggu waktu sahur. "Sekalian nunggu makan sahur Mas," kata Hartono warga Jalan Basuki Rahmat yang membawa serta keluarganya menyaksikan FMT.
Tradisi Tongklek sendiri, sebenarnya bukan tradisi baru. Karena semasa Wali Songo, musik Tongklek sudah banyak dimainkan. Menurut H Noor Faiko Sumjarno Sekretaris Tanfidz PC NU Tuban, musik Tongklek sebenarnya musik para waliyullah. Zaman dulu musik tersebut untuk pendekatan pada masyarakat yang gemar dengan musik, sebelum dikenalkan tentang ajaran Islam. "Jadi tak hanya musik patrol saja," terangnya.
Dia sangat bersyukur dengan digelarnya FMT. Karena, festival itu mampu menghidupkan tradisi yang sudah banyak asing di telinga pelajar dan generasi muda saat ini. Mereka lebih kenal dengan musik modern dan tradisinya sendiri dilupakan. "Musik patrol atau tongklek sebenarnya ciptaan para waliyullah yang digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam," terangnya. Baca juga Kumpulan Video Tongklek Tuban
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar